Headlines News :
Home » » LPP UIN Suska Diskusikan Fenomena Aliran Sesat

LPP UIN Suska Diskusikan Fenomena Aliran Sesat

Written By Admin on Kamis, 19 Juli 2012 | Kamis, Juli 19, 2012

MEDIA CENTER- Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UIN Suska Riau, Selasa (17/7/2012), menggelar seminar atau mounthly discussion yang bertajuk “Dinamika dan problematika aliran-aliran sesat dan penodaan terhadap agama di Indonesia”. Acara yang berlangsung seru dan di warnai perdebatan tersebut, turut dihadiri ormas-ormas dan lembaga keagamaan yang ada di Riau.

Direktur LPP UIN Suska Riau Drs Husni Thamrin MSi mengatakan, tumbuh suburnya aliran-aliran sesat dan penodaan terhadap agama di Indonesia dewasa ini, dikarenakan ketidak tegasan pemerintah dalam melakukan kontrol. “Indonesia terlalu bebas tapi tidak diikuti kontrol yang tegas dari pemerintah,” ungkap Husni.

Jika keadaan ini terus dibiarkan, maka aliran sesat dan penodaan terhadap agama akan terus terjadi. Akibatnya akan memancing konflik yang berujung pada kerusuhan, bahkan bukan tidak mungkin berdampak pada semakin banyak teroris di Indonesia. “Sekarang saja kita lihat berbagai forum diskusi dan situs internet yang terindikasi sebagai aliran sesat, tampak bebas di dunia maya. Seperti halnya Forum Murtadiq dan aliran-aliran sesat lainya,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Husni, salah satu persoalan bangsa saat ini yang perlu segera dicarikan jalan keluarnya adalah sekulerisme neo-isroilat. “Yakni merusak tatanan agama dengan menyesatkan aliran agama,” tegasnya.

Sementara itu Dr Iskandar Arnel, dosen mata kuliah Ilmu Tasawuf pada Fakultas Ushuludin UIN Suska Riau, yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi ini menyatakan, dalam Islam kesesatan merupakan salah satu target operasional kerasulan. Keadaan ”sesat” dan ”beda” nyaris berkongsi kondisi yang sama. ”Akan tetapi kita juga tak bisa menafikan bahwa semua yang berbeda belum tentu sesat, sedangkan semua yang sesat sudah pasti berbeda,” ujarnya.

Ia menambahkan, dalam perbedaan masih terkandung keragaman atau jenis lain, sedangkan dalam kesesatan terdapat kesalahan, kekeliruan atau penyimpangan. ”Di sinilah kita harus jeli melihatnya,” ungkap Arnel.

Dalam kesempatan itu, Arnel juga membeberkan ciri-ciri ajaran sesat, diantaranya fanatik terhadap pendapat sendiri dan menyalahkan yang lain walaupun berdasarkan dalil syar’i. Menurutnya, banyak faktor yang melatar belakangi kemunculan ajaran sesat. Diantaranya, kesalahan dan kelemahan dalam epistemologi dan metodologi ilmu.

“Untuk itu perlu langkah antisipasi agar umat Islam tidak boleh bingung tentang kebenaran Islam, yang pada gilirannya akan berakibat pada hilangnya adab pada kehidupan umat yang berujung pada terpilihnya para pemimpin yang tidak patut memimpin,” paparnya.

Narasumber lainnya, Dr Heri Sunandar MCL mengungkapkan, aliran sesat ternyata menjadi salah satu proyek yang menggiurkan saat ini. Berdasarkan fakta-fakta di lapangan, ada negara-negara tertentu yang membiayai sepenuhnya aliran-aliran sesat yang ada di tanah air saat ini. ”Hal itu berdasarkan hasil interogasi MUI terhadap salah satu tokoh aliran sesat yang ada di Indonesia baru-baru ini,” ungkap Heri.

Senada dengan Husni Thamrin, Heri juga sependapat jika pemerintah tidak tegas dalam melakukan kontrol terhadap aliran sesat yang ada di Indonesia saat ini. ”Padahal dalam Undang-Undang No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama, secara gambalng menyebutkan adanya sangsi tegas yang bisa dikenakan pada para pelaku aliran sesat dan penodaan terhadap agama. ”Namun hal ini belum ditegakkan sepenuhnya,” ungkap Heri.

Semenatra itu, narasumber lainnya Dr Wahyudi MA dari IAIN Banjarmasin mengungkapkan, fenomena aliran sesat tidak terlepas dari sosiologi dan psikologi umat. Tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhan material dan non material telah menimbulkan kesenjangan yang melahirkan anomali. ”Di sinilah aliran sesat kemudian berkembang dan tumbuh subur di tengah-tengah umat,” ujarnya.

Di tempat yang sama Prof Dr Sudirman M Johan MA mengungkapkan, ajaran sesat merupakan ajaran atau imbalan yang dibawa oleh orang-orang Islam atau orang-orang bukan Islam, yang mengatakan ajaran tersebut berdasarkan kepada ajaran Islam. Sedangkan hakikatnya ajaran tersebut bertentangan dengan Islam yang berdasarkan Alqur’an dan Sunnah. “Juga bertentangan dengan ajaran Ahli Sunnah Wal Jama’ah yang diakui kesahihannya serta kebenarannya oleh semua ulama yang mencapai mujtahid mutlak,” paparnya.

Biasanya, penganut ajaran sesat ini, kata Sudirman, selalu mencaci dan menjauhkan maruah para alim ulama dan fuqaha’ Islam, dengan melemparkan tuduhan telah menyembunyikan ajaran Islam yang benar demi kepentingan periuk nasi mereka, penipu dan tamak.

“Tujuannya supaya alim ulama dan fuqaha dipandang hina oleh masyarakat. Dengan demikian mereka mengharapkan hilang dan merosotnya pengaruh alim ulama dan fuqaha’ Islam agar mudah bagi mereka memasukkan doktrin agama palsu dan ajaran sesat kepada orang ramai,” jelasnya.

Ajaran sesat, kata dia, biasanya terdapat di kalangan mereka yang mempelajari dan mengetahui ilmu hakikat. ”Namun celakanya, manakala mereka sudah sampai kepada ilmu hakikat, maka dengan sendirinya zahir syari’at tidak perlu lagi. Inilah yang kemudian menjadi biang kesesatan,” tegas Sudirman. (*) Penulis: Suardi Foto : Donny Humas
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Asal Pengunjung

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. UIN SUSKA Riau - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template